Upcoming Trips

Festival Timba Laor, Ambon (11 – 14 Maret 2017)

http://static.inilah.com/data/berita/foto/2307718.jpg


Festival Timba Laor di Ambon merupakan festival yang memiliki konsep hampir sama dengan Festival Bau Nyale di Lombok dan Festival Pasola di Sumba. Perbedaannya hanya terletak pada selisih waktu perayaan festivalnya. Festival Timba Laor berlangsung sekitar bulan Maret dan April.

Festival Timba Laor merupakan salah satu pesta yang kini identik dengan wisata Ambon. Sama halnya dengan Festival Bau Nyale, di dalam Festival Timba Laor juga terdapat aktivitas mencari cacing laut di antara karang yang terdapat di sepanjang pesisir pantai setiap satu tahun sekali.

Kawasan pesisir pantai yang menjadi tempat perayaan Festival Timba Laor biasanya berada di kawasan Nusaniwe dan Leitimur Selatan. Festival Timba Laor biasanya diakhiri dengan memasak hasil tangkapan cacing laut ‘Laor’ (Lycde Oele) yang kemudian disajikan untuk disantap secara bersama-sama.

Kawasan pesisir Nusaniwe memiliki pantai-pantai yang indah salah satunya adalah Pantai Santai. Pantai ini memiliki jarak sekitar 17 kilometer dari Kota Ambon dan dapat ditempuh melalui jalur darat dengan waktu tempuh sekitar 30 menit saja. Pantainya memiliki pasir yang putih dan bersih dengan air laut yang berwarna kehijauan hingga bisa terlihat dasarnya dari atas kapal.

Pesisir Pantai Santai kerap dijadikan sebagai salah satu spot atau titik snorkeling karena memiliki koleksi terumbu karang yang masih terjaga yang menjadi habitat dari biota laut dan ikan-ikan kecil yang beragam dan indah. Tidak perlu khawatir masalah penginapan karena di dekat Pantai Santai, tersedia berbagai hotel dan penginapan dengan kisaran harga yang variatif.

Salah satu pantai yang tak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Kota Ambon adalah Pantai Pintu Kota. Belum lengkap rasanya ke Kota Ambon tanpa mengunjungi Pantai Pintu Kota. Latar belakang di balik nama “Pintu Kota” adalah karena terdapat sebuah tebing karang di pantai ini yang membentuk sebuah lubang di tengahnya bak sebuah pintu masuk dari lautan.

Kota Ambon memiliki infrastruktur pariwisata yang cukup lengkap terutama akomodasinya mulai dari penginapan hingga alat transportasi. Tarif hotel atau penginapan yang ada di Kota Ambon berkisar mulai dari Rp450.000 hingga Rp850.000. Sementara itu, tiket pesawat dari Jakarta ke Ambon memiliki tarif yang berkisar antara 1,2 juta hingga 3,5 juta rupiah. Kamu bisa mengecek secara rutin harga tiket pesawat termurah ke Kota Ambon atau memanfaatkan promo dari Reservasi.com agar bisa menyaksikan dan mengikuti Festival Timba Laor di Ambon, Maluku.

Ada banyak kuliner Ambon yang wajib kalian coba salah satunya adalah kue kering Kenari, rujak Nestapa, Bagea, Kohu-Kohu, hingga Papeda yang merupakan salah satu kuliner yang populer juga di Papua. Kalau kamu merasa bosan ke wilayah bagian barat Indonesia, saatnya bulan Maret nanti untuk kamu singgah di Kota Ambon untuk mengikuti Festival Timba Laor sambil berburu kuliner lezat nan menggiurkan di Kota Ambon.

Festival Bau Nyale Putri Mandalika, Kuta, Lombok (10-15 Februari 2017)

Februari – Festival Bau Nyale Putri Mandalika, Kuta, Lombok (10-15 Februari 2017)

thelangkahtravel.com

Festival Bau Nyale merupakan salah satu festival tahunan yang rutin digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Festival Bau Nyale biasanya diselenggarakan di hari ke-20 pada bulan ke-10 berdasarkan penghitungan bulan dalam penanggalan tradisional Suku Sasak.

Menurut bahasa Suku Sasak Lombok, kata “Bau” bermakna “menangkap” sedangkan kata “Nyale” adalah sebutan untuk cacing laut yang hanya muncul ke permukaan pantai sekali dalam setahun. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Festival Bau Nyale identik dengan menangkap cacing bersama di sepanjang pantai Lombok.

Festival Bau Nyale merupakan salah satu festival tertua di Lombok yang sangat unik dan sayang jika dilewatkan. Festival Bau Nyale juga merupakan simbol dari rasa syukur warga Lombok yang kemudian digelar dalam bentuk pesta rakyat.

Berdasarkan sejarahnya, Festival Bau Nyale memiliki hubungan yang erat dengan cerita rakyat Putri Mandalika. Konon, pada saat itu, Putri Mandalika diperebutkan oleh beberapa pangeran yang berasal dari berbagai kerajaan. Putri Mandalika adalah seorang putri yang cantik jelita dan berbudi pekerti luhur. Hal inilah yang kemudian membuat Putri Mandalika menjadi sosok wanita idaman para pangeran.

Sayangnya, Putri Mandalika justru malah mengorbankan dirinya sendiri demi mencegah terjadinya konflik dan pertumpahan darah akibat dari para pangeran yang memperebutkan dirinya. Ia memilih untuk menenggelamkan dirinya ke laut. Sejak saat itulah, warga Suku Sasak percaya bahwa cacing laut yang muncul setiap satu tahun sekali itu tidak lain adalah jelmaan Putri Mandalika yang cantik jelita. Hingga kini, setiap tahunnya warga berbondong-bondong menuju pantai untuk ikut parade “Bau Nyale” yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Perayaan Festival Bau Nyale tidak sebatas pada parade menangkap cacing di laut saja, tetapi ada juga berbagai acara tradisi budaya lainnya yang menarik untuk disaksikan secara langsung. Salah satunya adalah pementasan drama kolosal Putri Mandalika, ritual penyambutan Putri Mandalika, kontes pemilihan Putri Mandalika, Gandeng Baleq, Peresean, lomba bersepeda, lomba pacuan kuda, dan masih banyak lagi parade budaya yang lainnya.

Festival Bau Nyale biasanya diselenggarakan di Pantai Seger Desa Kuta, Selong Belanak, Pantai Awang, An, Gerepuk, Mawun, Mawi, Tampah dan juga di sepanjang pesisir pantai lainnya yang ada di Lombok. Garis pantai yang membentang hampir sepanjang 76 kilometer biasanya akan dipenuhi lautan manusia yang turut merayakan Festival Bau Nyale.

Cacing ‘Nyale’ memiliki bentuk yang sama seperti cacing pada umumnya namun memiliki warna yang berbeda. Ada cacing ‘Nyale’ yang berwarna coklat tua dan ada pula yang berwarna hijau tua. Umumnya, cacing ‘Nyale’ yang berhasil ditangkap tidak semuanya diolah untuk dijadikan santapan. Sebagian cacing ‘Nyale’ yang ditangkap juga ditaburkan di tanah demi kesuburan, dijadikan antibiotik, hingga dijadikan bahan obat untuk meningkatkan stamina tubuh.

Cacing ‘Nyale’ dipercaya memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan bahkan lebih tinggi dari telur ayam ataupun susu sapi. Nah, salah satu kuliner berbahan dasar cacing ‘Nyale’ yang patut dicoba adalah pepes nyale. Biasanya, warga Suku Sasak Lombok akan membungkus cacing ‘Nyale’ dengan daun pisang dan kemudian dipanggang. Tak jarang pula, cacing ‘Nyale’ dikeringkan untuk dijadikan bahan rempeyek atau sebagai bumbu penyedap rasa tambahan dalam setiap masakan khas Suku Sasak Lombok.

Meskipun memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, masyarakat Suku Sasak Lombok memiliki kepercayaan lain terkait menjadikan cacing ‘Nyale’ sebagai santapan. Konon, jika menyantap kuliner berbahan dasar cacing ‘Nyale’, bagi yang masih jomblo dipercaya bisa ‘enteng’ jodoh. Bagi kelompok ibu-ibu dan wanita dewasa, jika menyantap cacing ‘Nyale’ dipercaya bisa menjadi semakin awet muda. Sementara itu, bagi pria dewasa, menyantap cacing ‘Nyale’ dipercaya mampu membuat pria dewasa menjadi perkasa dalam urusan ranjang.

Salah satu hal yang harus kalian perhatikan jika berkunjung ke Lombok untuk menyaksikan Festival Bau Nyale adalah biasanya hotel-hotel di sepanjang Pantai Kuta, Lombok, sudah banyak dipesan dari jauh-jauh hari. Bahkan, seminggu sebelum Festival Bau Nyale dimulai, semua hotel biasanya sudah penuh dipesan oleh para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Kalian disarankan untuk sesegera mungkin pesan hotel murah terbaik melalui situs Reservasi.com untuk melihat langsung Festival Bau Nyale yang diperkirakan akan diselenggarakan pada bulan Februari 2017.

Pesta Reba, Suku Bena, NTT. (14 – 16 Januari)

http://pariwisatangada.blogspot.co.id/

Pesta Reba merupakan salah satu pesta adat yang digelar di Nusa Tenggara Timur dalam rangka menyambut tahun baru. Pesta ini selalu diselenggarakan setiap tanggal 27 Desember dan puncaknya diakhiri pada pertengahan bulan Januari. Salah satu ciri khas dari Pesta Reba adalah makan ubi bersama-sama sambil diiringi dengan tarian tradisional Besa Uwi. Tarian tersebut biasanya juga dipertunjukkan berbarengan dengan dinyanyikannya lagu O Uwi. Lagu O Uwi memiliki makna pemujaan terhadap ubi sebagai makanan pokok bagi warga Ngada.

Pesta Reba diselenggarakan di Kampung Bena yang terletak sekitar 12 kilometer dari Bajawa, Flores. Kalian bisa menggunakan pesawat dari Jakarta menuju Bajawa, Flores, NTT, yang membutuhkan waktu tempuh kurang lebih sekitar 7 jam perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang.

Pesta Reba biasanya diselenggarakan pada bulan Desember, Januari, hingga bulan Februari. Namun, puncak dari Pesta Reba biasanya diselenggarakan pada pertengahan Januari yaitu sekitar tanggal 14–16 Januari setiap tahunnya. Pesta ini akan dipimpin langsung oleh pemuka adat atau ketua suku yang biasa disebut dengan nama Mosalaki. Seluruh masyarakat Ngada juga turut mengikuti dan memeriahkan pesta ini.
Pesta Reba dalam masyarakat adat Ngada merupakan pesta pemersatu kampung-kampung kecil. Selain merupakan simbol upacara syukuran, Pesta Reba juga menjadi salah satu simbol upacara penghormatan kepada leluhur masyarakat Ngada.

Kata Reba itu sendiri berasal dari nama salah satu pohon kayu yang ada di Flores yaitu pohon kayu Reba. Pesta Reba juga dikenal dengan nama lain seperti Reba Uwi, Buku Reba atau Gua Reba. Reba sangat lekat kaitannya dengan Ubi atau Uwi. Namun, Reba juga bisa bermakna larangan memotong bambu (Reba Bheto) dan juga larangan mengambil kelapa (Reba Nio).

Uniknya, lagu yang dinyanyikan dalam Pesta Reba memiliki makna filosofis yang sangat dalam. Beberapa bait dari lagu tersebut menyiratkan tentang persatuan dan kesetiaan. Pesta Reba bukanlah sekadar pesta makan-makan bersama atau sekadar digelar untuk merayakan syukuran, namun lebih dari pada itu, Pesta Reba juga mengandung nilai-nilai kebudayaan setempat yang patut untuk dilestarikan.

Pada awal tahun, Pesta Reba kerap juga diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Namun, pusat perayaan pesta ini tetap berada di Kabupaten Ngada. Menariknya, banyak pula turis asing yang berdatangan dari luar negeri ke Indonesia demi menyaksikan Pesta Reba ini.

Kabupaten Ngada memiliki berbagai fasilitas wisata mulai dari hotel, penginapan, hingga alat transportasi umum yang memadai. Bandara yang terletak paling dekat dengan Kabupaten Ngada adalah Bandara Bajawa, Flores, NTT. Harga hotel yang ada di sekitar Kabupaten Ngada berkisar kurang lebih antara Rp350.000 hingga Rp800.000. Pastikan kalian memesan tiket pesawat dan hotel 30 hari sebelumnya untuk mendapatkan harga promo terbaik dari Resevasi.com.

Setelah menyaksikan Pesta Reba yang diselenggarakan oleh warga Ngada, jika masih memiliki banyak waktu luang, kalian bisa melanjutkan liburan ke Ende atau Labuan Bajo.





Jember Fashion Carnaval 2016



Hari 01 : JAKARTA – MALANG (Ms,Mm)                QG-9243 27 AUG HLP-MLG 07.30-08.55
Setelah kedatangan di bandara Abd.Saleh ( Mlg) rombongan langsung ke Rest.Lokal untuk menikmati makan siang selanjutnya menuju ke pantai Papuma Jember.Sore hari dari Pantai Papuma menuju Hotel Aston untuk check in. Makan malam di buffee dan acara bebas.

Hari 02 : MALANG – JEMBER (JEMBER FESTIVAL CARNAVAL) (Mm,Ms,Mm)
Setelah acara Breakfast di buffee hotel lalu menuju ke pusat oleh2 souvenir dan batik jember. Setelahnya peserta akan menyaksikan Grand Final Jember Fashion Carnaval di alun alun kota jember..(Makan siang Lunch box di lokasi pertunjukan). Sore harinya perjalanan di lanjutkan menuju kota malang.

Hari 03 : MALANG CITY TOUR (Mp,Ms,Mm)
Setelah breakfast langsung menuju ke kota Malang ( Makan siang di rest.Lokal). Tour di musium Angkot kota Batu. Makan malam selanjutnya check in Hotel Aria Gajayana kota Malang. Acara bebas dan istirahat.

Hari 04 : MALANG – SURABAYA – JAKARTA (Mp) QG-9244 30 AUGMLG-HLP09.25-10.50
Setelah breakfast lalu persiapan check out di hotel dan pengantaran menuju bandaraAbd.Saled Malang. acara selesai.

PULAU SANGIANG

Taman Wisata Alam Pulau Sangiang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Dari Kota Serang, Ibu kota Provinsi Banten, pengunjung dapat naik bus atau kendaraan pribadi menuju arah Cilegon. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menuju Anyer, dan berhenti di Pelabuhan Paku Anyer. 

Dari kejauhan pulau ini memang tampak sepi sekali, begitupun ketika sampai di dalamnya. Pulau dengan luas kurang lebih 700 ha ini memang hanya dihuni sekitar 40 kepala keluarga atau hanya satu rukun tetangga. Dan itupun bertempat tinggal berpencar diberbagai belahan pulau. Hanya ada sekitar 7-8 rumah yang memusat di Kampung Sangiang dengan dermaganya yang sederhana.



Fasilitas :

  • Kapal Pelabuhan Paku – P. Sangiang PP
  • Kapal Snorkeling
  • Life Jacket
  • Retribusi Pulau & Perhutani
  • Homestay
  • Makan 3 x
  • Local Guide dari Pulausangiang.com


Run Down Tentative :

Hari – 1
07.00 – 08.00           Meeting Point di Pelabuhan Paku, Siap2 Nyebrang
08.00 – 09.30           Menuju Pulau Sangiang
09.30 – 10.30           Snorkling Spot Lagon Bajo
10.30 – 11.30           Snorkling Spot Lagon Waru
11.30 – 13.00           Makan Siang
13.00 – 15.00           Menuju Homestay, Bersih2
15.00 – 18.30           Jelajah Goa Kelelawar, Puncak Harapan, Pantai Pasir Panjang
18.30 – 19.30           MENUJU Homestay, ISHOMA
19.30 – 21.00           Acara bebas, (Berburu Ikan bagi yang mau ikutan)
21.00 – 22.00           Barbeque Ikan hasil berburu

Hari – 2
05.00 – 07.00           Bangun Pagi, Bersih2, Hunting Sun Rise
07.00 – 08.00           Sarapan, Persiapan Jelajah
08.00 – 10.00           Explore Pantai Pasir Panjang, Bukit Arjuna
10.00 – 11.00           Back To Home Stay, Bersih2, Packing siap2 Pulang
11.00 – 12.30           Nyebrang menuju Pelabuhan Paku
12.30 –                     Tiba di Pelabuhan Paku, C U Next Trip in @Pulau Sangiang
          

Exclude :

  1. Alat Snorkeling (Sewa Rp. 50.000,-/pax)
  2. Asuransi
  3. Kebutuhan pribadi lainnya
  4. Spearfishing Hunting (Rp. 50.000/orang kalau mau ikutan berburu ikan)

Organic Farm Daytrip to BSP Farm



---
Depart from Jakarta (Meeting Point CIlandak Town Square) at 5AM and expect to be back in Jakarta around 7PM.

During this exciting day trip you will visit this beautiful farm just 2 hours from Jakarta, about 1,000 m above sea level near Mount Salak. BSP Organic Farm grow their vegetables and fruits organically & uses pristine water directly from one of the Mount Salak natural spring water (their location is at the top end of the forest bordering the national park so there is no water contamination & pollution).

There will be plenty of hands-on farming experience and as a reward, you will get to enjoy delicious traditional meal prepared by the wives of the local farmers! Feel free to walk around the vast majestic farm of Indonesia to see various type of crops such as Kale, Spinach, Coffee Plantation, Tea Leaves, Tomatoes just to name a few!

You will be learning basics of organic farming which includes:

– Tools Introduction
– Resources and other consideration
– Propagating healthy seedlings
– Bed preparation
– Soil fertility and management
– Designing appropriate crop rotations
– Harvest & storage
– Pest Management
– Many more…

ITINERARY

04.45 Meeting point at Cilandak Town Square
05.00 Departure – stop at rest area if needed
07.30 Arrival at BSP – Welcoming & Breakfast
08.30 Introduction from BSP Farm
09.00 Harvest to Packaging processes – divide into 2 groups.
12.00 Lunch
13.00 Trail hike to Coffee & Tea plantation
15.00 Snack, Tea & Coffee
15.15 Hands-on activities – learn to make your own natural fertilizer & moving seedlings to pots
17.00 Summary, photos & goodbye’s
19.00 Arrival ETA in Jakarta (Cilandak Town Square)

PRICE
IDR 880,000,- per person